Mental dan Naluri Penulis


 

Tanggal pertemuan: 23 April 2021
Resume                      : ke-9
Gelombang               : 18
Tema                           : Mental dan Naluri Penulis
Narasumber              : Ditta Widya Utami, S. Pd. Gr
Farida komariah, S. Pd
Lombok Barat

Jum'at, 23 April merupakan pertemuan ke -9 pelatihan belajar menulis yang bertepatan dengan Hari Buku Sedunia. UNESCO menyebutkan hari buku sedunia adalah kesempatan merayakan pentingnya membaca, mengajarkan kepada anak-anak sebagai pembaca. Kegiatan membaca perlu dilakukan oleh setiap orang , karena  tanpa membaca manusia akan buta segalanya. Buta pengalaman, buta informasi. Sebaliknya dengan membaca pengetahuan bertambah, informasi selalu diperkaya. 
Narasumber pada pelatihan kali ini Ibu Ditta  Widya Utami, S. Pd . Gr 
Didampingi moderator Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd. Diawali dengan ucapan salam dari moderator untuk peserta pelatihan. 

PROFIL NARASUMBER 
Widya Utami, S. Pd. Gr adalah salah satu Guru IPA di SMP 1 Cipeundeuy Subang, Jawa Barat. Lahir di Subang 23 Mei 1990.Menikah dengan Muhammad Kholil, S. Pd. I dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Fatih Musyfiq. Selain aktif di MGMP, penulis juga aktif di bidang literasi. 
Lebih lengkap tentang profil ibu Ditta
htttps://dittawidyautami.blogspot.com/p/prosil.html

            Salah satu karya Ibu Ditta 

Tema pada pelatihan belajar menulis kali ini adalah . 
                "  Mental dan Naluri Penulis. "
Teknik menulis dan mental adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat jiwa dan raga. Teknik menulis dan mental penulis keduanya harus ada agar penulis dan tulisannya bisa " Hidup . " Teknik menulis mencakup kemampuan seseorang dalam menulis. Mulai dari pemilihan kosa kata, kemampuan membuat outline, pemahaman mengenai gagasan utama, berbagai jenis tulisan, serta pengetahuan lain bersifat teknis. Sedangkan mental penulis merujuk pada kondisi psikologis atau batin penulis itu sendiri. 

4  Tipe Penulis
1 . Dying writer atau penulis sekarat. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang lemah secara teknis pun lemah mentalnya sebagai seorang penulis. Seolah hidup segan mati tak mau. Misalnya ikut pelatihan menulis setengah hati ( lemah mental) dan tidak berkarya 
membuat tulisan ( yang bisa jadi karena lemah teknik, tidak tahu bagaimana harus menulis, mendapatkan ide, dsb) . Ibaratnya menjadi penulis masih sekedar angan-angan tanpa aksi nyata.
2. Dead man. Sesuai  namanya tulisan dari kategori ini "mati." Tidak diketahui keberadaannya. Terkubur di folder laptop. Terbungkus lembaran diary. Atau notes yang ada di HP. Belum dipublish. 
3.Sick people. Orang-orang dalam kelompok ini adalah masih lemah teknik menulisnya, namun sudah cukup memiliki mental seorang penulis sehingga  berani mempublish tulisannya. Mereka sudah siap jika  ada yang kritik, mengomentari tulisan mereka dan sejatinya masih sadar terdapat kekurangan dalam tulisannya. Obat dari kategori ini tentu saja terus menulis. Tingkatkan jam terbang menulis dalam menulis. 
4. Alive . Penulis yang tulisannya hidup dan senantiasa terus berkarya seperti jantung yang terus berdebar saat pemiliknya bernyawa. Orang-orang dalam kelompok ini sudah bisa dikatakan "ahli" menulis ( kuat teknik) serta kuat mentalnya. 
Dirinya mudah. Meski tingkatan ahli ada pemula, menengah, dan sangat ahli, tetapi secara umum kita bisa mengenali mereka. Misal saat menulis sudah seperti kebutuhan primer. Seperti makan. Ibaratnya jika tak makan akan lapar. Begitu pula mereka yang "hidup dalam menulis. " Akan lapar menulis bahkan jika sehari saja tidak membuat menulis.
Ciri yang paling kentara dari kelompok alive, seperti juara lomba menulis, bukunya tembus di jurnal nasional, di media massa, dsb. Kelompok alive termasuk kelompok sejati. Selalu berproses, walau sibuk tetap menyempatkan menulis. Untuk bisa menjadi alive yang penting terus aktif dalam menulis dan pupuk mental penulisnya. 
Patut kita contoh
Teknik menulis akan membaik jika sering berlatih menulis. Mental penulis akan terbentuk ketika akan terus melatih diri, mempublikasikan tulisan kita untuk dibaca oleh orang lain. Jika mau menjadi penulis hebat, kita harus mau meningkatkan teknik dan mental menulis kita. 

NALURI PENULIS
Menurut KBBI naluri adalah dorongan hati atau nafsu yang dibawa sejak lahir, pembawaan alami yang tidak disadari mendorong untuk berbuat sesuatu. 
Penulis sejati berangkat dari keresahan- nya. membuatnya berberbuat melalui "tulisan." Ia mengubah dunia dengan tulisan. Mengubah orang-orang melalui goresan tintanya. Orang yang memiliki  naluri penulis, akan mengoptimalkan seluruh inderanya sehingga bisa menghasilkan karya berupa tulisan. 

"  Menulis dan teruslah untuk menulislah. Karena tulisanmu sesungguhnya adalah bentuk asahan dari nuranimu. "
                Imam Chumedi, Kompasianer

                     Terima kasih Ibu Ditta

     

Komentar

  1. Oh iya betul ... Kemarin adalah hari buku sedunia. Selamat hari buku #telat nih hehe ...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN PERNAH MERENDAHKAN PROFESI GURU

Pembiasan yang Positif

Teknik Memasarkan Buku